About Scrappers—

Reando Dika Pratama
Reando Dika Pratama
Create Your Badge
Reando Dika Pratama.
19 taun.
28 September 1990.
Libra.
Universitas Brawijaya.
Ilmu Komunikasi '09.

Scrapper's mine—

Scrapper's music—



Song Credit to Cheese Cassava~
Sebuah band anak muda asal Malang


Buzz me—

Plurkin'—

Chatterscraps—

Tickin' scraps—

Fave scraps—

Blog's Scrappers—

Another exits—

Another scraps—
IndoHogwarts
IndoHogwarts
credit to yucchan~



redcarpet&&rebellion.

Scrap it—
Trik-Tips Blog

Past scraps—
By post:
Kata Sambutan~ *digampar gara-gara Lebay* =P

By month:

Other scraps—


Click to view my Personality Profile page

Credits—
Base Code: doughnutcrazy
Header: myself~ Ohohoho... =P
Free Domains Forwarding

Weblog Commenting and Trackback by 

HaloScan.com
feat. stan yang ternyata tau dari yucchan =P

Locations of visitors to this page

select a style


Let's Get This Party Started On!!! =P
Posted on: Thursday, April 17, 2008
"Bosan...Bosan...."

Kelas Sejarah Sihir yang membosankan telah usai... Benar-benar kelas mendongeng yang bagus menurut Rei. Jadi kalau mau belajar mendongeng, ikutlah pelajaran Sejarah Sihir. Rei tersenyum kecut memikirkan pelajarannya tadi. Rei sebenarnya tak membenci pelajaran Sejarah Sihir...Rei hanya tak suka suasana membosankan yang diciptakan tiap kali Prof. Binns bercerita tentang kejadian-kejadian sejarah masa lalu. Sangat mendayu-dayu dan membuat ngantuk...

Perut Rei keroncongan sekarang. Sebentar lagi sudah waktunya makan malam di Aula Besar. Tapi Rei berpikir kalau sebaiknya Ia pergi ke dapur terlebih dahulu untuk sekedar meminta cemilan pengganjal perut kepada para peri rumah yang ramah itu. Tahun kemarin Rei pernah sekali ke dapur. Tujuannya sama, untuk mengambil beberapa cemilan. Dan betapa terkejutnya Rei ketika membuka pintu dapur yang berbentuk lukisan buah-buahan itu. Para peri rumah berbondong-bondong menawarkan berbagai jenis makanan dan kue kepada Rei yang baru saja masuk ke dapur. Tentu saja Rei gelagapan serta kaget dengan perlakuan peri rumah kepadanya. Dengan tersenyum lebar Rei berkata hanya akan mengambil beberapa cemilan kepada para peri rumah itu. Tapi nyatanya? Begitu keluar dari dapur itu, tak bisa dikatakan 'hanya' beberapa camilan yang berhasil Rei bawa. Kantong-kantong jubahnya waktu itu terisi penuh oleh berbagai macam kue-kue kecil yang manis-manis. Membuat jubah Rei seakan menggelembung dan membesar. Rei senang sekali saat itu...

Oleh karena itu kali ini Rei berencana ke sana lagi... Rei suka dengan para peri rumah itu. Mereka sangat antusias untuk mengenyangkan setiap perut orang yang nyelonong masuk ke dalam dapur. Seakan-akan mengenyangkan perut orang adalah obsesi bagi mereka. Rei kembali tersenyum membayangkan berapa kue cemilan yang berhasil Rei bawa nanti. Kini Ia telah berada di Ruang Bawah Tanah kastil Hogwarts tempat asrama Slytherin, asrama Hufflepuff, Kelas Ramuan, serta dapur berada. Ia berjalan menyusuri koridor gelap dan hanya berpenerangan obor itu. Rei hendak memegang pegangan pintu dapur yang telah muncul dari lukisan buah-buahan itu ketika tiba-tiba...

Bzzzt... Dzzzzing... Dhuaaar!!!

Rei kontan terlonjak kaget di tempatnya berdiri. Ia terdiam terpaku sambil tetap memegang pegangan pintu dapur itu. Apa tadi? Suaranya dari arah dalam dapur, dari balik pintu di depannya. Petasan? Bom? Tapi kenapa peri-peri rumah bermain-main dengan petasan? Dan darimana peri-peri rumah itu mendapat petasan--atau bom? Dari Lulu-kah? Sejuta pertanyaan berkecamuk di pikiran Rei. Tangannya kini sedikit gemetar di pegangan pintu itu. Takut-takut ia mencoba memberanikan diri membuka pintu... Bagaimana kalau bukan peri rumah yang bermain petasan? Bagaimana kalau troll?? Pikiran Rei terus mengerecoki Rei. Tapi ditepisnya pikiran itu. Dibukanya pintu dapur secara perlahan... Kupingnya sigap siaga mendengarkan kalau-kalau ada suara-suara yang aneh... Pintu di buka...

Betapa shocknya Rei ketika melihat keadaan dapur saat itu. Kekagetannya berlipat ganda sekarang... Dapurnya, telah berubah sama sekali. Di sana-sini banyak terdapat berbagai macam hiasan-hiasan berwarna-warni. Tak ketinggalan juga sebuah kue tart besar berada di sebuah kereta makanan. Di kereta makanan yang lain juga ada bergelas-gelas limun dan soda yang tampak menggoda untuk diminum. Rei hanya terbelalak menyaksikan pemandangan itu. Di ruangan itu sepertinya sudah ada beberapa anak yang datang lebih dulu dari pada Rei. Ada Arc, Kevin, Andrea, Sang Hee, serta Lulu. Sekarang Rei yakin kalau yang membunyikan petasan tadi adalah Lulu. Rei tersenyum ke arah semua anak yang ada di situ. Yang aneh adalah Sang-Hee dan Andrea. Mereka berdua tampak belepotan tepung berwarna putih yang membuat mereka tampak konyol. Rei hampir tertawa kalau saja tak melihat ada setitik air mata di pipi Andrea... Tapi mimik wajah Andrea tidak menampakkan wajah sedih melainkan wajah kegembiraan yang teramat sangat. Pasti itu air mata bahagia, tebak Rei dalam hati...

"Whoaa... Ada apa ini? Pestakah? Siapa yang ulang tahun?? Boleh aku ikut? I like party!" kata Rei kepada semua anak yang ada di situ sambil nyengir lebar... Rei tak menyangka akan mendapati sebuah pesta di dapur. Ya, Rei suka sekali kemeriahan...Apalagi pesta! Let's get this party started on!!

Labels: , ,


"I never listented to a word you
you never said"

|