About Scrappers—

Reando Dika Pratama
Reando Dika Pratama
Create Your Badge
Reando Dika Pratama.
19 taun.
28 September 1990.
Libra.
Universitas Brawijaya.
Ilmu Komunikasi '09.

Scrapper's mine—

Scrapper's music—



Song Credit to Cheese Cassava~
Sebuah band anak muda asal Malang


Buzz me—

Plurkin'—

Chatterscraps—

Tickin' scraps—

Fave scraps—

Blog's Scrappers—

Another exits—

Another scraps—
IndoHogwarts
IndoHogwarts
credit to yucchan~



redcarpet&&rebellion.

Scrap it—
Trik-Tips Blog

Past scraps—
By post:
Saya yang Pesimis—
Moronic Delirious—honesty...
Rest—in—Peace
Silly Rantings~ : Second Sappiness
I envy you to death, STUDENT EXCHANGER! Mukyakya...
Silly Rantings~ : First Verse
Dari minuman, ringgit—sampai ngejunk ge jeh~ =))=))
Rere—O—logy~
Quick Entry
Ngeracau sebelum hari esok yang melelahkan~

By month:

Other scraps—


Click to view my Personality Profile page

Credits—
Base Code: doughnutcrazy
Header: myself~ Ohohoho... =P
Free Domains Forwarding

Weblog Commenting and Trackback by 

HaloScan.com
feat. stan yang ternyata tau dari yucchan =P

Locations of visitors to this page

select a style


That Damn Love Thingy
Posted on: Thursday, March 18, 2010
Banyak orang bilang, jatuh cinta itu sakit. Karena kau mendapati kata 'jatuh' pada kalimatnya, tentu saja jatuh itu sakit. Sebagian berkata jatuh cinta itu indah, kebahagiaan tiada terperi yang berasal dari hati, naik hingga menembus ubun-ubun kepala, mempengaruhi otak untuk bertindak diluar batas nalar hanya demi orang lain yang dianggap spesial. Yang lain, bahkan berkata kalau jatuh cinta itu hanyalah olok-olok semata. Opini yang ini beranggapan cinta itu tak ada, yang ada hanyalah rasa saling percaya antara individu yang satu dengan individu lainnya, individu dengan kolompok, ataupun kelompok dengan kelompok. Oke, berhenti mengikik, saya tahu jenis yang terakhir itu adalah jenis yang deskripsinya mirip sekali dengan deskripsi istilah-istilah Sosiologi dan semacamnya. Tapi memang seperti itu adanya. Setidaknya menurut hemat saya...

Jadi, jadi?

Jadi apa? Saya termasuk jenis yang mana, tanyamu? Err... Pilihan yang sulit, karena agaknya semua opini di atas saya anggap benar.

Cinta memang menyakitkan, kan? Ketika kau cemburu? Ketika kau diduakan? Ketika kau tak diacuhkan? Sakit? Definitely.

Cinta itu indah, kau bilang? Memangnya kau mengharapkan apalagi selain keindahan dan kebahagiaan dari cinta, tuan-tuan dan nyonya-nyonya? Ketika pertama kali terucap cinta? Ketika duduk berdua saja membicarakan beragam hal dari hati ke hati? Ketika pertama kali bercumbu mungkin, anyone? Indah? Sudah pasti.

Lalu, bagaimana dengan opini ketiga? There's no such thing names love, hmm? Yang ada hanyalah kepercayaan. Sure, rasa saling percaya itu penting. Sangat amat penting malah. Cinta berawal dari percaya, mungkin kalimat ini menjelaskan segalanya. Cinta tak akan ada kalau kau tak mempercayai pasanganmu. Jadi? Bisa kita katakan disini, cinta itu berlandaskan kepercayaan, tak adanya kepercayaan maka sama maknanya dengan tak adanya cinta. Betul? IMO sih, iya.

Cih. Akhir-akhir ini keknya topik cinta-cintaan sedang happening banget di hidup saya. Mungkin, karena saya punya pacar? Mungkin saja. Sampai-sampai ada beberapa teman yang mengatakan saya mulai jadi orang yang berbeda sejak ngemeng cinta-cinta. Dulu, katanya saya tak begini. Dan saya juga merasakan yang sama keknya. Dulu saya cuek banget masalah ginian. Sebodo mau cinta itu apaan juga, pasang stat juga biasanya ga jelas isinya. Yang boker lah, yang ngepet lah. Dan sekarang jadi cinta-cinta. Like a weirdos, rite? Probably...

Halah, sudalah ya. Saya jalani aja deh saat ini, mau saya berubah kek, mau saya kaga kek, sebodo. Ini saya yang sekarang. Saya yang gampang nge-emo dan 'menye-menye manja' kalo kata Kuso... Ha ha ha... =P

"I never listented to a word you
you never said"

|